Dari Unta Kita Belajar Taat Pada-Nya
Oleh : Nikmal ‘Abdu
(أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17
Artinya:
“Mengapa kamu tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan?”
(Al-Ghasiyah ayat 17)
Ayat di atas merupakan salah satu
ayat al-Qur’an yang mungkin sudah tidak asing di telinga. Kita acap kali
membaca, mendengar, menghafal dan terkadang juga senantiasa berupaya untuk bisa
memahami maknanya.
Namun barangkali, sering terbesit di
pikiran kita, mengapa harus unta yang dijadikan bahan tadabbur? Kenapa
bukan singa si raja hutan, jerapah yang paling tinggi atau ikan paus yang
paling besar? Apakah tidak ada binatang lain yang bisa dijadikan perenungan?
Apa sebenarnya maksud Allah Swt dibalik semua itu?
Untuk menjawabnya terlebih dahulu
kita perlu memahami situasi dan kondisi saat ayat tersebut diturunkan. Latar
belakang historis tentu tak dapat dinafikan dalam hal ini. Di negeri Arab sana,
unta sangat sering dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk berbagai
kebutuhan dan keperluan, semisal untuk berkendara, bahkan nabi kita Muhammad
Saw dan para sahabat sering menunggangi unta untuk berkunjung ke suatu tempat.
Selain itu jumlah populasinya cukup banyak serta yang uniknya, setiap orang
yang memiliki unta akan dianggap terpandang.
Tetapi seiring perkembangan zaman,
tentu pemahaman ringkas seperti di atas sudah kurang relevan. Karenanya kita
dapat terus mengeksplorasi pemahaman yang baru, sehingga ayat tersebut bisa
lebih memberikan arti bagi kita. Dan alangkah lebih baik, jika ayat itu kita
coba telaah dan buktikan dengan penelitian ilmiah serta data-data yang akurat
agar lebih bisa dipercaya.
Nah, usut punya usut, ternyata unta
itu adalah binatang yang paling kuat, gagah dan perkasa. Para ilmuan di bidang
kedokteran hewan menyebutkan bahwa unta adalah binatang yang mampu tahan dalam
cuaca ekstrim serta mampu berjalan dalam waktu lama tanpa perlu beristirahat
sebab memiliki banyak tenaga, salah satunya dikarenakan oleh persediaan energi
yang tersimpan dalam punuknya.
Menariknya, dengan segala kekuatan,
kelebihan dan kedigdayaan yang dimiliki, unta adalah binatang yang amat patuh
serta tunduk kepada majikan atau tuannya.
Ketika diperintah, ia senantiasa menuruti dan sama sekali tidak pernah mengamuk,
membangkang atau melawan terhadap instruksi yang diterimanya.
Jika dikaitkan dengan ayat di atas,
maka demikianlah kiranya maksud permisalan yang Allah jadikan. Allah hanya
ingin agar kita sadar, peka dan bisa belajar dari binatang seperti unta, bahwa
sehebat apapun, segagah apapun, sekaya apapun, kita tetaplah hamba-Nya.
Manakala Allah perintahkan terhadap sesuatu, maka ikuti dan laksanakanlah.
Sebaliknya, ketika Allah melarang terkait sesuatu hal, maka jauhi dan
tinggalkanlah.
Semoga melalui perenungan singkat
terhadap ayat di atas, kita bisa semakin takjub dan lebih tunduk kepada sang
pencipta unta, yaitu Allah azza wa jalla.
*Penulis adalah mahasiswa asal kota Banda Aceh yang sedang menempuh
pendidikan S1 di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Komentar
Posting Komentar