KHUTBAH ‘IDUL FITRI 1436 H/2015 M : MOMEN KEINSAFAN, Perbaiki Diri, Selamatkan Keluarga, Jaga Keutuhan Umat oleh Ustaz Abdurrahman Yusuf
KHUTBAH ‘IDUL FITRI 1436 H/2015 M
MOMEN KEINSAFAN:
Perbaiki Diri, Selamatkan Keluarga,
Jaga Keutuhan Umat
(Oleh:
Abdurrahman Yusuf)
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُوَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِهِ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Alhamdulillaah kita bersyukur kehadhirat
Allah SWT, dengan senantiasa memuji dan memuja-Nya, selalu menyebut dan
mengingat nama-Nya, serta bertawakkal hanya kepada-Nya. Allah yang Maha
Mengetahui segala rahasia kehidupan baik yang tersembunyi maupun yang nyata,
Yang Maha Mengatur lakon kehidupan yang dipentaskan oleh hamba-hamba-Nya dibumi
yang dihamparkan-Nya, Yang Maha Mencerahkan qalbu manusia, sehingga mereka
menjadi khalifah dan hamba-Nya yang shalih, Yang Memutar roda perputaran bumi
dan zaman, kebangkitan dan kehancuran sebuah bangsa, serta menghantarkan
kecermelangan peradaban manusia atau menghancurkannya.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Baginda Rasulullaah Muhammad
Saw, qudwatul hayah wa uswatun hasanah bagi setiap hamba yang menjalani
kehidupannya sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
Rasulullah yang selalu memberikan ghrirah dan ‘izzah kepada kita untuk
senantiasa optimis dan bersemangat untuk meraih surga Allah yang mulia,
shalawat dan salam juga semoga Allah curahkan kepada keluarga dan para
shahabat, shalafusshalih, para penerus dakwah dan risalah serta umatnya hingga
akhir zaman, yang semoga..! kita yang hadir dipagi hari yang fitri ini adalah
merupakan termasuk dalam bagian hamba yang senantiasa berkomitmen mengikuti
beliau dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya.
Seiring denganterbitnya matahari dipagi hari ini, kitapun tersentak
dan kaget bila ternyata kita disadarkan bahwa Ramadhan yang penuh dengan
kemuliaan dan keberkahan ternyata telah berlalu. pada pagi hari ini kita bersama duduk bersimpuh mengucapkan takbir,
tahmid, tasbih, dan tahlil sebagai perwujudan dari rasa syukur kita yang telah
menyelesaikan ibadah shaum dibulan suci Ramadhan 1436 H. Dan hari ini kita
memasuki hari yang penuh dengan kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan
kenikmatan spiritual, ini sejalan dengan firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُ اللهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.
“…Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, agar kamu menjadi orang yang
bersyukur”. (QS. Albaqarah: 185)
Berakhirnya bulan Ramadhan saat terbenamnya matahari kemarin sore, membuat
pada jiwa kita muncul dua perasaan sekaligus yakni rasa sedih dan bahagia. Kita
sedih karena Ramadhan terasa begitu cepat berlalu, padahal belum banyak rasanya
amal shalih yang seharusnya kita lakukan. Sedangkan tahun depan belum tentu
Ramadhan bisa kita masuki kembali, bukan karena dia tidak akan datang lagi,
akan tetapi persoalannya adalah belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan
tahun yang akan datang.
Meskipun demikian kita juga bahagia karena dengan ibadah Ramadhan
yang kita laksanakan, ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni ampunan dosa
dari Allah SWT, menjadi bagian dari hamba yang dipilih oleh Allah, menjadi
golongan yang ‘itqun minannaar dan dikembalikannya kita seperti saat
baru dilahirkan, sehingga bukan hanya dosa yang terhapus, akan tetapi juga
memiliki tauhid atau aqidah yang kuat serta keimanan dan ketaqwaan yang kokoh
dan istiqamah. Setetes air bening mengalir dari ujung mata kita, perasaan sedih
bergemuruh dalam qalbu, Ya Allaah..!, akankah Ramadhan tahun depan, kami masih
tetap dipilih untuk menikmati kemuliaan dan keberkahannya?
Dahulu para shalafusshalih, air mata mereka meleleh membasahi pipi
dan jenggot lantaran Ramadhan pergi meninggalkan mereka, terkadang dari lisan
mereka terucap sebuah do’a sebagai rasa rindunya kepada Ramadhan: “Allaahumma
Ballighrna fie Ramadhan”. Suasana seperti ini bahkan berlarut hingga muncul
‘keheningan’ yang demikian heningnya pada malam hari raya Idul Fitri, seolah
mereka meratapi kepergian ‘tamu istimewa’ mereka, Ramadhan syahrul mubaarak.
Namun akankah kesedihan itu akan terus berlarut, sementara ajal
kita telahpun ditentukan oleh Allah SWT. Pada pagi hari ini, kita pun bertekad
untuk memanfaatkan sisa waktu dalam kehidupan ini untuk meningkatkan ketaqwaan
dan pengabdian kita kepada Allah SWT, hari ini 1 Syawal yang artinya
peningkatan, merupakan start atau saat memulai kembali langkah-langkah
peningkatan kapasitas dan nilai kuwalitas diri kita.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Ibadah shaum dibulan
Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah suatu proses
pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang yang
beriman yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut
dengan taqwa. Taqwa inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama
kebahagiaan dan indikator utama kesejahteraan. Allah SWT berfirman:
يَآأَيـــُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.
”Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Alhujurat: 13)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد!
Sebagai manusia kita senantiasa keliru
dan khilaf, banyak kesalahan dan bahkan terjerembab dalam maksiat, penuh dengan
noda dan dosa. Maka semoga dengan ibadah Ramadhan yang baru saja kita lalui
akan memberikan dapak nilai positif dalam perjalanan kehidupan kita kedepan dan
yang paling penting kita menjadi bagian dari orang-orang yang insaf serta
memiliki orientasi akhirat yang jelas dan benar.
Ketika kita berbicara tentang keinsafan,
maka paling tidak ada tiga hal yang harus menjadi fokus perhatian kita: Pertama,
Perbaiki diri..! sebaik apapun diri kita manusia mestilah ada keburukan dan
kesalahan, sebaliknya seburuk apapun manusia itu pastilah ada kebaikan pada
dirinya, itulah manusia:
È
Maka oleh karena itulah Allah SWT
menciptakan sebuah mekanisme internal dalam Islam yang disebut dengan perbaikan
diri atau taubat, Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Attahrim: 8)
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن
رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran: 133)
“...Sungguh Allah
mencitai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan
diri”. (QS.
Albaqarah: 222)
Rasulullah
Saw bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ
الْمُفْتَتَنَ التَّوَّابَ
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba
mukmin yang terjerumus dosa tetapi bertaubat”. (HR.
Ahmad)
اَللهُ أَفرحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ
أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيْرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضٍ فَلاَةٍ
“Sesungguhnya Allah lebih suka menerima
taubat seorang hamba-Nya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan
kembali dengan tiba-tiba untanya yang hilang daripadanya di tengah hutan”.(HR.
Bukhari dan Muslim)
مَامِنْ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ
الشَّبَابِ التاَّ ئِبِ
“Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah
daripada seorang pemuda yang bertaubat (HR. Ad
Dailami)
وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ
“...dan mereka bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan mereka itu termasuk orang-orang yang shalih”. (QS.
Ali Imran: 114)
Kedua, Selamatkan Keluarga..! Keluarga adalah
aset yang amat sangat berharga yang kita miliki dalam kehidupan ini dan tidak
ada aset yang lebih berharga daripada keluarga. Kita mencintai setiap anggota
keluarga kita dengan sepenuh hati dan merekapun sangat mencintai kita.
Sepanjang hidup kita peras keringat, banting tulang mencari rizki yang Allah
sediakan dimuka bumi ini demi untuk menafkahi keluarga kita, siang malam kita
memikirkan mereka agar mereka bisa hidup layak dan bahagia, dan betapa
bahagianya kita ketika melihat mereka bahagia. Sebaliknya betapa kita begitu
gelisah dan galau saat menyaksikan mereka susah dan gagal dalam suatu
hal/perkara dalam perjalanan hidup mereka.
Maka mari kita buktikan
cinta kita karena Allah kepada keluarga kita dengan berusaha secara maksimal
dan optimal untuk menyelamatkan mereka dari azab neraka Allah SWT.
Maka Allah SWT menyeru
kita:
È
“Wahai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(QS. Attahrim: 6)
|
“Dan hendaklah
khawatir orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, takutlah kalian akan hal tersebut, oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. Annisa’: 9)
“Dan orang-oranng
yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
pertemukan anak cucu mereka dengan mereka (dalam surga), dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya”. (QS. Atthuur: 21)
“Dan orang orang
yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami
dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa”.(QS. Alfurqan, 74)
Ketika kita memulai membangun rumah tangga
yang kita inginkan adalah bahwa mereka semua menjadi bagian dari keluarga yang
akan kita bawa kedalam surga Allah SWT dan semua kita orang yang beriman sangat
ingin masuk surga bersama mereka keluarga kita sebagaimana kita bisa menjalani
kehidupan bersama dalam sebuah keluarga didunia ini. Dan saya yakin tidak ada
satupun diantara kita yang menginginkan ada satu saja dari anggota keluarga
kita nantinya tertinggal diluar surga.
Ketiga, Jaga keutuhan umat..! sejarah peradaban
Islam telah mencatat bahwa kebangkitan dan kejayaan Islam dan umatnya, salah
satu yang paling menentukan adalah bersatu dan terjaganya keutuhan dan kesatuan
umat, sebaliknya diantara penyebab terbesar kejatuhan dan keruntuhan
kepemimpinan Islam dan umatnya adalah ketika mereka tercerai berai dan berpecah
belah.
Allah SWT berfirman:
È
“Orang-orang beriman
itu sesungguhnya bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan bertakwalahlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat”. (QS.
Alhujurat: 10)
“Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran: 103)
“Dan yang
mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman), walaupun kamu
membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana”. (QS. Alanfal: 63)
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ”
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ
وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ، فَلْتَقُلْ: إِنِّي
صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ “
Dari
Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Puasa bukanlah hanya
menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari
perkataan dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina atau
berbuat bodoh kepadamu, katakanlah, sungguh aku sedang berpuasa, sungguh aku
sedang berpuasa.” (HR: Ibnu Khuzaimah)
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak
beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri”. (HR: Bukhari dan Muslim dari Anas)
أَلْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ
وَأَمْوَالِهِمْ
“Seorang
mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin lainnya, baik
keamanan diri maupun harta”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim)
لم تدختلوالجنة
حتى تؤمنوا لم تؤمنوا حتى تحابُوا
“Tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan
tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai (karena Allah)”. (HR.
Muslim)
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ
وَالْعُدْوَانِ
“Dan
tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS.
Almaidah: 2)
Maka
sesunggunhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara yang ikatan ukhuwah
imaniyahnya itu lebih kuat daripada ikatan yang diikat oleh karena
keluarga/darah/nashab, suku/ras, bangsa/bahasa, warna kulit dan bentuk rambut.
Ukhuwah Islamiyah itu lintas batas, lintas masa/zaman, lintas
tetorial/geografis, dan lintas benua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ
اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
¨
NamaLengkap :
Abdurrahman Yusuf
Tempat/Tgl. Lahir :
Lhokseumawe, 05 Juli 1976
Status Marital :
SudahMenikah
dengan 1 isteri
A n a k :
6 (3 laki-laki, 3 perempuan)
Pendidikan :
1. MIN Peukan Cunda Lhokseumawe
2. MTs PonPes Moderen Terpadu Al-Furqan Bambi
Sigli
3.
Dayah Madinatuddiniyah Daarul Huda Paloh Gadeng
4.Universitas
Ibnu Khaldun Bogor Jawa Barat
2.Humas Bulan
Sabit Merah Indonesia (BSMI) Lhokseumawe-ACUT
3.Divisi
Muballigh Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP)
Kota
Lhokseumawe
Pekerjaan :
1.Consultan Alishlah Family Center (AFC) Lhokseumawe
2.Trainer Heart
Inteligency Sinergy Leadership Center& Trainer
Sertifikasi Da’i
IKADI Aceh& Trainer Trastco Aceh
3.Pemateri Taujih
Murabbi RRI Pro.I FM Lhokseumawe
Hobi :
Membaca, MenulisdanBerenang
Motto :
TiadaWaktu yang Tersisa
Lewati Hari bersama Alquran
A l a m a t :
Jln. KenariLr. H.HasanUteunBayiLhokseumawe
No. H P : +62811 6701 404
Komentar
Posting Komentar